Menengok Kota Baru Lampung

Courtesey Youtube Iwan Mustofa

Hari Minggu 7 Desember 2014 saya bertolak dari Jatisari menuju Kota Baru Lampung yang berlokasi di sekitaran hutan Register 40 Lampung Selatan. Secara administrasi area ini masuk dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Jati Agung. Menurut sumber berita koran lokal, pembangunan Kota baru sudah dimulai sejak tahun 2011. Setelah 3 tahun melalui masa pembangunan rasanya saya perlu untuk melakukan kunjungan ke sini.

Perjalanan saya mulai dari depan rumah Jatisari menanjak ke arah Selatan lalu menuju arah timur. Jalanan Kampung Jatisari berupa tumpukan batu keras dan belum di aspal, saat saya kecil sekitar tahun 1994 kata orang-orang kampung Jatisari akan di aspal pada tahun 2000, tapi kenyataannya sampai sekarang belum juga diaspal, namun kami sudah cukup bersyukur karena jalan sudah dikerakan dengan batu-batu bongkahan sehingga musim hujan tidak seberapa becek dan lalu lintas kendaraan roda empat masih bisa berjalan lancar tanpa kepater.

Setelah melaju santai selama 10 menit akhirnya kami sampai di RT.50 jatisari, di sinilah jalan lintas poros utama yang menghubungkan Kota baru dengan Bandar lampung memotong wilayah Jatisari, tidak hanya di RT.50, jalan poros ini juga memotong Kampung kami di RT.45. Jalan poros utama ini melajur dari arah Jl. Ryacudu Jalur Dua Korpri Bandar Lampung menuju kota baru.

Pada Kilometer satu Jalan poros Bandar lampung-Kota Baru kita akan menjumpai bangunan gedung Institut Teknologi Sumatera lengkap dengan gerbangnya yang luar biasa besar. Lokasi ini dulunya adalah perkebunan Karet PTPN VII Lampung. pada tahun 90-an kami warga Jatisari menjadikan kebun Karet tersebut sebagai lokasi untuk mencari kayu bakar, tanpa diduga sekarang sudah menjadi lokasi perkuliahan se-Sumatera.

Jalan poros utama ini memiliki konsep 2 jalur, rencananya masing-masing Jalur akan terdapat 4 lajur untuk kendaraan roda empat. Total lebar jalan tersebut adalah 30 meter, sangat lebar dan ini sangat mendukung untuk laju transportasi yang lancar dari kota baru ke Bandar Lampung. Untuk saat ini jalan yang diaspal halus hanya satu lajur untuk tiap-tiap jalur jadi jika didepan kita ada kendaraan roda empat kita akan mengalami kesulitan jika hendak mendahuluinya.

setelah melaju santai sekitar 60 km/h akhirnya kami sampai di gerbang Kota baru lampung. Pintu gerbang ini terdiri dari 1 pilar tinggi besar di sisi kiri-kanan jalan di tambah dengan 4 pilar kecil di bagian kiri, sementara di bagian kanan terdapat tulisan “KOTA BARU LAMPUNG” dengan ketinggian setiap hurufnya lebih dari dua meter sehingga tulisan ini memungkinkan dapat dibaca dari jarak satu Kilometer. Saya sangat terpana dengan lokasi ini, dahulunya lokasi ini merupakan hutan, sawah, dan ladang, kini tanda-tanda hiruk pikuk keramaian kota sudah mulai tercium, ini KOTA BARU LAMPUNG yang kami banggakan.

Di lokasi gerbang ini banyak para pengunjung yang berfoto-foto di huruf-huruf “KOTA BARU LAMPUNG”, terlihat juga para pedagang yang menjajakan dagangannya untuk menghilangkan lapar dan haus para pengunjung pintu gerbang Kota Baru Lampung. Para pengunjung ini umumnya karena penasaran ingin melihat  kota baru yang dari beberapa tahun yang lalu terus digembar gemborkan oleh media masa lokal dan Nasional.

Perjalanan saya berlanjut menyusuri jalanan kota baru yang sudah mulus, ada bebrapa gedung yang sudah bercet putih, kemungkinan itu adalah gedung gubernuran Lampung. ada juga rumah sakit bandar Nagara yang sudah mulus dengan cet putihnya, nampak juga bangunan yang berkubah besar yang sedang dikerjakan kemungkinan ini sebuah Masjid Agung. Selain itu nampak pula bangunan yang bertangga tinggi, saya tak tahu ini bangunan apa tapi sepertinya sebuah kantor DPRD. pada beberapa lokasi terdapat bangunan rumah dengan ukuran kecil.

Lokasi Kota Baru rencananya akan digunakan untuk area perkantoran Provinsi Lampung, rumah sakit, kantor Muspida, dan beberapa fasilitas propinsi dengan dengan luas area 350 Hektar. Sementara itu 1300 hektar lainnya akan digunakan sebagai wilayah pengembangan untuk menunjang aktifitas perkantoran dan bisnis Kota Baru.

Saya membayangkan apa jadinya lokasi ini pada 10 tahun mendatang, pasti akan ramai sekali karena penduduk Bandar Lampung pasti akan berduyun-duyun pindah ke kota baru Lampung. Harga tanah disekitar lokasi ini juga sudah naik drastis sehingga para penduduk lokal tergiur untuk menjual tanah-tanahnya. Tapi sangat disayangkan program pembangunan Kota Baru yang dirintis oleh bapak Gubernur Sjachroedin ZP rencananya akan ditunda karena menurut Bapak Gubernur M. Ridho F (Gubernur Lampung 2014-2019) dana pembangunan yang tidak mencukupi.

Jika anda hobi memancing, Area Kota baru memiliki lokasi kolam yang lumayan luas, kemungkinan berbagai ikan air tawar ada di sana, seperti gabus, wader, betok, lele, belut dll. Saya sempat melihat beberapa orang sedang asyik memancing di kolam ini. persiapkan bekal supaya anda bisa  konsentrasi penuh dalam memancing.

Setelah puas berputar-putar saya menuju kembali ke Bandar Lampung, dan ternyata jarak kota baru ke Korpri bandar Lampung hanya 15 Km, cukup 15 menit dari Korpri dan 30-an menit dari Tanjung Karang untuk menuju Kota Baru Lampung.

Perhatian, karena jalan yang diaspal hanya 1 lajur untuk kendaraan maka berhati-hatilah jika akan mendahului kendaraan di depan anda, bisa jadi di pinggiran jalan ada batu benda tajam lainnya yang memungkinkan untuk tertabrak ban kendaraan anda sehingga memungkinkan ban kendaraan anda mengalami cedera dalam hal ini bisa disebut ban pecah atau ban bocor dan perlu anda ketahui bahwa disepanjang jalan ini hanya ada sawah, kebun karet, sapi, burung dan rumput yang bergoyang jadi tidak memungkinkan mereka bisa membantu anda untuk menambal ban anda. periksa kendaraan sebaik mungkin sebelum berangkat, pastikan ban serep anda dalam kondisi fit. untuk pengendara bermotor harap untuk tidak melakukan perjalanan menuju kot baru pada malam hari. demi keamanan dan keselamatan anda.