Warung Makan Jatisari
Pagi tadi saat di perjalanan berangkat kerja terpikir mendirikan sebuah warung makan dengan menu-menu sederhana yang berasal dari Sayur mayur yang tumbuh di Jatisari. menu andalan adalah sayur tumis Terong Ungu yang pedes dengan rawit asli Jatisari dan sambel terong ungu uleg Jatisari. yang menjadi lalapannya adalah Terong Ungu bakar atau godok, adapun menu lain adalah Sayur Kacang Panjang tumis, Bening Bayem Jatisari, Bening Katu, Sayur santen godong singkong, Sayur santen gori bumbu Jatisari, Sayur rebung, atau Sayur tumis kates asli dari Kampung sendiri.
Sayur Bening Bayem
Sayur Gori
Pada suatu pagi saya pernah “dibontoti” mamake Sayur Lompong, sayur ini adalah kesukaan Saya waktu kecil. Lompong adalah talas, yang dijadikan Sayur adalah batang talasnya yang masih lembut dicampur dengan teri dan rawit pedas maka akan menjadIkan Sayur Lompong khas Jatisari ini menjadi Sayur favorit saya. Anda tidak akan mendapatkan Sayur Lompong di restauran-restauran karena Sayur ini tidak lazim. Saya belum pernah melihat ada yang menjual batang Lompong di pasar-pasar tradisional, jadi Sayur ini hanya ada di Kampung-Kampung yang warganya tahu bahwa batang Lompong dapat di Sayur.
Rasa sayur Lompong hampir seperti pare welut, tapi tidak se-enak Sayur Lompong. Sayur Kampungan lainnya yang tak kalah sedap adalah Sayur Genjer. Genjer sangat banyak di sawah-sawah Jatisari, kata guru Saya Genjer tidak memiliki vitamin karena pencernaan kita tidak mampu mengurai Genjer. Tapi walaupun tidak bervitamin, bagi Saya Sayur Genjer adalah salah satu Sayur ter-enak di dunia, Mungkin agak berlebihan, tapi JUJUR, Sayur terenak di dunia adalah Sayur Terong, kedua adalah Sayur Genjer, dan ketiga adalah Sayur Lompong. Inilah Saya dengan lidah asli Jatisarinya.
Saya membayangkan aroma yang sangat lezat sekali jika ada menu seperti itu. untuk lauk pauk cukup dengan tempe goreng asli produksi home industri Jatisari, Ikan Nila atau Ikan Lele dari Kolam Jatisari atau dengan Ikan Asin murahan yang rasanya selangit. ada berbagai jenis Ikan Asin, jenis Kampak yang dagingnya tebel memiliki rasa sangat gurih, dan adalagi Ikan Asin belah, gak jelas Ikan apa yang pasti rasanya sangat asin dan sangat mantap jika disandingkan dengan Kluban (Urab) sayuran direbus lalu di campur dengan parutan kelapa yang ditumis. sayuran yang ada di urab harusnya sayuran asli Jatisari seperti Bayam, daun Singkong, Kemangi, Kacang Panjang, Lembayung (daun Kacang Panjang), plus Cambah yang digodok. SAYA NGILER.
Masih dengan sayuran, anda pasti tau Pecel? ya makanan yang berbahan dasar sayuran ini sama dengan yang dipakai pada Kluban namun bumbunya adalah ulegan kacang tanah goreng dan bumbu-bumbu alami Jatisari seperti air asem, kencur, gula merah, jeruk purut, cabe, dan bawang putih. Semua bumbu ini dibuat tanpa pengawet, tidak seperti bumbu Pecel di kota yang sudah siap jadi dan kemungkinan besar “bumbu jadi” ini berbahan pengawet. Rasakan Pecel Jatisari yang alami, maka anda akan dapat membedakan dengan Pecel-Pecel lainnya.
Untuk urusan sarapan pagi, warung ini akan menyajikan Nasi Uduk Mbah Jum. Mbah Jum adalah tetangga Saya, sejak kecil Saya selalu mengincar Nasi Uduk buatan Mbah Jum yang di sajikan di setiap acara hari-hari besar Islam di Langgar Nurul Iman Jatisari. Rasa Nasi Uduk ini membuat lidah kita bergoyang-goyang menikmati lezatnya. Semua jemaah Langgar tau kalo Uduk Mbah Jum paling enak se-Jatisari. Jika semua warga membuat Nasi Uduk yang dibungkus, maka Saya bisa tau uduk Mbah Jum lewat mengendus bungkusannya karena aromanya benar-benar beda dari yang lain, sangat wangi apalagi rasanya, di tambah dengan sambel tomat, irisan bawang goreng dan taburan kacang tanah goreng maka Uduk Mbah Jum tak terkalahkan.
Selain menu Nasi Uduk, Saya juga menawarkan Nasi Goreng Kampung Jatisari untuk menu sarapan pagi warung tersebut. Nasi goreng Jatisari berbahan dasar Nasi Asli Jatisari, bawang putih, bawang merah, cabe rawit , garam, dan telur Kampung, tidak ada unsur kimia di Nasi goreng ini, rasanya kuat, pedas, hangat, wangi, dan original menjadikan sebuah Nasi goreng Kampungan yang memiliki rasa fantastis, anda yang sering makan Nasi goreng Hotel dengan berbagai bumbu KIMIA, kecap asin, kecap inggris, saos tiram, micin, saos tomat, kecap, nugget, sosis, dan bahan-bahan kimia lainnya maka akan kaget jika merasakan Nasi goreng Kampung ini yang benar-benar memiliki rasa alami. Coba anda buat sendiri Nasi goreng Kampung ini dirumah, dan nikmati rasa originalnya, bumbu dan cara memasak silahkan contact Saya di 0721-7522899 (promosi) heheh.
Setiap seminggu sekali di Warung Makan Jatisari ada menu Ayam goreng Kampung Asli Jatisari Limited Edition. ada juga menu Jamur goreng tepung kering yang bahan dasarnya Jamur asli Kampung Mbultalam (tetangga Jatisari) yang rasanya krenyes2 seperti Ayam kentaki, dan ada suguhan bakwan asli buatan Jatisari yang kering gak berminyak renyah. Saya ngences membayangkannya. Peyek kacang tanah juga tersedia untuk menemani santap siang, atau peyek rebon (anak udang), atau peyek teri, bahkan peyek Ikan Asin, semua masakan adalah masakan Kampungan, dan Saya tidak perduli dengan suara pelanggan karena setiap yang hendak makan di warung makan Jatisari harus siap dengan semua makanan yang dimakan oleh orang Kampung, rasanya ya pasti rasa Kampungan.
Menu istimewa lainya adalah buatan mamake yaitu Sambel teri, dimana teri terlebih dahulu di goreng lalu di campurkan dengan irisan rawit yang pedas, irisan bawang putih dan merah serta garam, sederhana namun bagi siapa saja yang menyukai sambel teri pasti ketagihan menyantap resep tradisional Jatisari ini. dan tidak kalah juga dengan sambel teri tomat khas Jatisari Wetan (timur), konon semua warga Jatisari wetan sangat pintar membuat sambel tomat teri ini, kalo ada yang nyicip sambel ini pasti ketagihanlah jawabannya. Saya biasanya menyantap sambel tomat teri ini jika yuk piyah membuatnya. Pernah suatu saat saya dan bapake makan di restaurant ada banyak menu makanan di sana, beliau geleng-geleng karena tidak ada yang beraroma nikmat semua beraroma “Jamu”, hingga suatu saat pelayan membawa sepiring kecil Sambel Teri, bapak langsung mencicipinya, “nah ini dia baru enak” ujar bapak, dan sambel Teri itu di habiskan dengan 2 piring Nasi.
saya Benar-benar ngiler dibuatnya, jika Nasi yang disajikan adalah Nasi liwet yang dimasak dengan kayu bakar menggunakan priuk dan Berasnya berasal dari hasil bumi dan keringat warga Jatisari, aroma Nasi pulen Cintanur yang sangat wangi akan membuat kelaparan siapa saja yang menciumnya, dan yang paling istimewa adalah Kerak hangat di tambah Sayur Santen Gori plus “sambel teri mamak” yang pasti akan menjadikan pengunjung warung kecil itu menjadi ketagihan. bahkan yayuk Saya dari bengkulu jauh-jauh datang ke Jatisari hanya ingin makan Nasi Kerak dari liwetan dapur kayu Jatisari.
Untuk cemilan, Jatisari sudah menyediakan kerupuk Beno khas asli buatan Home Industry Jatisari, renyah tanpa zat pewarna dan pengawet akan menambah renyahnya kebersamaan makan siang rame-rame. Ada juga Kerak goreng yang dapat dijadikan lauk pengganti kerupuk, rasanya keras sedikt asin dan sudah pasti gurih. Aroma lezat juga bisa bertambah jika menggorengnya dengan menggunakan minyak kelapa buatan sendiri. Sebagai “perenyah” tambahan, maka Saya bisa order Rengginang buatan Mbah Ngatinem yang terkenal renyah dan gurih, bahan dasar Rengginang adalah Beras Ketan made in Tanah Jatisari.
Kerak Goreng
Rengginang Mbah Ngatinem
Jika ada Nasi sisa semalam, biasanya warga Jatisari menjadikannya kerupuk gendar, kerupuk ini warnanya kuning, renyah dan kriuk. Semua Jenis kerupuk ini hanya bisa anda dapatkan di perkampungan, terutama di Jatisari. Kerupuk Gendar adalah sebuah usaha untuk memanfaatkan barang sisa agar tidak terbuang sia-sia, bahkan ada warga yang membuat Jipang dari bahan dasar nasi sisa yang dijemur, tidak ada makanan sisa yang terbuang sia-sia di Jatisari, bahkan makanan busukpun masih bisa dimanfaatkan untuk makanan Ayam Kampung.
Setelah makan siang agaknya kurang lengkap jika tidak disandingkan pencuci mulut buah-buahan segar Asli Jatisari, Salak Mbah Rebi, Bengkuang kang Sastro yang segar dan manis, serta buah pisang Asli Jatisari, Mangga, Jambu, dan buah lainnya, oh iya ada buah timun yang bisa dijadIkan lalapan Istimewa, Kemangi, Selada, terong hijau lalap, daun kates, SEMUA ASLI Jatisari.
Warung makan ini di sajikan oleh anak-anak Kampung Jatisari yang "Ndeso". dan dengan keluguan mereka, semua transaksi dilakukan dengan bahasa Jawa agar menambah unsur "Ndeso"nya. Untuk saat ini Saya tidak memikirkan urusan omset, modal, cash flow, break event Point, Konsumen, ETC dan semua urusan teknis lainnya, karena sekarang Saya sedang bermimpi sehingga impian Saya tidak dibatasi oleh akal dan logika.
Warung makan ini Saya beri nama WARUNG MAKAN JATISARI, semua masih dalam khayalan, dan hanya angan-angan, semoga suatu saat Warung tersebut benar-benar berdiri. dan yang akan Saya jual hanyalah produk Jatisari, ya…. hanya Jatisari, supaya warga Jatisari tahu kemampuan mereka, kemampuan untuk berkembang dan bersaing dengan orang luar. Saya menjual kemiskinan, jangan harap pengunjung akan mendapatkan BURGER, PIZZA, HOT DOG, Bakso, Sate, DLL, paling mentok Soto Ayam atau karedok, karena yang Saya Jual adalah KEMISKINAN.
Ilustrasi Foto diambil dari berbagai sumber.
tampak lezat, boleh lah dikirim-kirim kemari
salah satu menu di atas setiap hari selalu ada di meja makan Rumah Jatisari. heheheh