Idealnya, pemerintahan yang baik harus mengayomi seluruh lapisan masyarakat, termasuk menjaga kerukunan umat beragama, begitu juga para pemimpin agama idealnya harus bersinergi dengan pemerintahan supaya tercipta kekuatan dari persatuan dan kesatuan yang dibina.
Pemimpin agama dalam hal ini para kaum, ustadz, imam-imam Musholla dan masjid, serta pimpinan pondok pesantren harus turut berupaya memajukan pemerintahan yang dikelola oleh Pamong Desa seperti Kades, kadus, dan RT.
Saat kedua kekuatan besar ini bersinergi, bersatu, maka Insyaallah atas izin Allah akan menjadi kekuatan yang dahsyat untuk menghancurkan apapun atau siapapun yang hendak coba-coba berbuat onar.
Hal ini pernah terjadi di Jatisari, saat itu ada seseorang yang mengaku "ustadz" dan memang fasih berceramah, seiring berjalannya waktu, orang tersebut terindikasi hendak berbuat onar di Jatisari, lalu pimpinan pondok pesantren, RT, Kadus, Kades, dan babinsa, babinkamtibmas bersatu untuk mengusir orang tersebut dari Jatisari, dan malam itu orang tersebut langsung diciduk untuk dibawa ke Polsek Jati Agung.
Dari pengalaman ini ada Ibroh atau pelajaran yang bisa di ambil. Jika kades, kadus, RT, babinsa, babinkamtibmas, yang bisa bertindak sesuai dengan Undang-undang sebagai dasarnya, lalu ditambah dengan kekuatan dari pondok pesantren yang bisa bertindak berdasarkan dalil-dalil shahih, dan kedua kekuatan besar ini bisa satu tujuan, tidak ada pertentangan dalil diantara keduanya, maka Insyaallah Masyarakat Jatisari bisa mengusir siapa saja orang asingnya yang hendak berbuat onar di Kampung Jatisari.
Ancaman-ancaman yang hendak melemahkan Jatisari akan selalu ada hingga hari kiamat, Sejarah yang lain mengatakan tahun 1958 masyarakat Jatisari diancam Harimau Pemangsa Manusia, masyarakat bersatu, pemimpin agama pemimpin pemerintahannya kompak satu tujuan, dan bertahan, dan atas izin Allah Jatisari ada sampai sekarang.
Sampai kapanpun dua kekuatan besar ini yaitu pemimpin pemerintahan dan pemimpin agama dalam hal ini pondok pesantren harus bersatu. Indonesia merdeka karena izin Allah dan lantaran jihad para tokoh agama dan para pahlawan kemerdekaan, serta perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Bung tomo menggunakan pekik Takbir Allahuakbar untuk membakar perjuangan rakyat Indonesia, kita masyarakat Jatisari juga harus ambil pelajaran besar ini dan mempraktekkannya.
Dulu Jatisari belum ada pesantren, sekarang dengan adanya pesantren maka pergerakan bisa lebih terstruktur, dan lebih militan, dan pesantren juga fungsinya mencetak generasi-generasi muda yang paham agama, dengan paham agama maka akan paham mana yang benar mana yang salah Insyaallah akan menjadikan jatisari selamat dunia dan akhirat. Kekuatan baru jatisari itu bernama Pondok Pesantren Arroudhotul Wahida.
Kemarin pamong dan ponpes mengadakan pawai keliling Jatisari, lalu singgah di Lapangan untuk berdoa supaya ganti rugi lapangan segera selesai agar jatisari segera punya lapangan baru, begitu juga dengan pak Jumadi dan kawan-kawan didoakan agar segera dibebaskan dari prahara yang sekarang sedang membelenggu mereka. Ini adalah bentuk nyata dari gabungan dua kekuatan besar itu untuk menjadikan Jatisari aman, makmur, dan sejahtera.