Ini adalah salah satu peserta Karnaval dari RT.49 Jatisari. Lihatlah, ada pesawatnya, ada tukang jamunya, tukang sayur, anak SD, anak wisuda, satpam, pejuang, dll. Dan merekalah yang menyabet Juara Pertama Karnaval Jatisari.
Ada yang unik lagi dari RT.49 ini, mereka memiliki yel-yel yang selalu dinyanyikan sepanjang Jalan dan di dalam yel-yel itu tersebut bait "Jatisari ayo tumbuh raksasa…" mungkin bagi mereka ini hanya sebuah yel-yel supaya pas sajaknya. Tapi bagi saya yang paham jargon, ini merupakan sebuah harapan, sebuah doa, sebuah cita-cita yang secara sadar atau tidak sadar akan menjadikan orang-orang yang mengucapkannya benar-benar akan membuat jatisari tumbuh menjadi raksasa. dan lihatlah foto paling atas, nampak garis start dan finish karnaval yaitu sebuah pintu gerbang balon raksasa sepanjang 8 meter. Hati-hati dengan jargon bro…!!!
Peserta Karnaval lainnya adalah dari RT.43. Mereka menggunakan sebuah mobil bak terbuka dan motor roda tiga, sementara sisanya berjalan kaki.
Kontingen yang berada di mobil selalu menyanyikan lagu-lagu perjuangan dengan menggunakan "Toa" dan diiringi dengan "Marching Band" ala-ala Jatisari.
Untuk kontestan pejalan kaki ada karakter pak kiyai, pelajar, hansip, tukang sayur, tukang jamu, guru, dll. Memang pada tahun ini panitia mengambil tema profesi, yaitu peserta karnaval harus menampilkan berbagai jenis profesi. Untuk kehebohannya, RT.43 menyabet Juara 2 Karnaval Jatisari. selamat untuk RT.43, semoga tahun depan bisa lebih baik lagi.
Rute yang diambil karnaval ini start dari lapangan lalu ke arah masjid Al Falah, lalu ke musholla mbah rebi, belok kiri ke tempat Mbah Mustar, SD Jatisari, TK, musholla Nurul Iman, lalu kembali ke Lapangan Jatisari.
Acara ini dilaksanakan di Lapangan karena memang pamong desa sepakat untuk mengguncanglan lapangan jatisari pada rangkaian acara HUTRI 72.
Perlu diketahui, mungkin ini adalah tahun terakhir warga Jatisari dapat menggunakan Lapangan tersebut karena sebentar lagi akan digusur untuk tol. Tapi sayang, pemerintah desa dan pihak tol serta pihak-pihak terkait lainnya masih belum berhasil dalam menyediakan lapangan penggantinya.
Semoga dengan adanya kegiatan ini, warga jadi tau arti penting lapangan, dan pihak desa, camat, bupati, gubernur, dan presidenpun tau, sehingga semua bisa satu visi untuk sama-sama berjuang agar bisa segera mendapatkan lapangan pengganti yang baru.
Courtesey video: Yuliana Sari