Minggu pagi yang dingin aku berbaring di sampingmu. Kulihat jari mungilmu mengenggam tali guling yang selalu kau peluk. Matamu memejam lelap, nyenyak sekali tidurmu sayang. Saat mataku mulai memejam terdengar teriakan keras dari mulut mungilmu “Bapak…!!!”. Aku langsung terbangun dan memandangmu, terlihat matamu masih memejam, tidurmu masih nyenyak, ohh… ternyata kamu mengigau. Apa yang engkau igaukan anakku, kenapa kau sampai memanggilku, 1,5tahun berlalu, baru kali ini aku mendengar kau mengigau dengan memanggilku sepeti ini.
Matahari mulai naik, terdengar ayam berkokok-kokok bersama anak-anaknya yang sedang mencari makan di bawah pohon pisang di balik jendela kamar. Mata indahmu mulai terbuka, dan aku yang dari tadi menunggu bangunmu tengah bersiap-siap menyambutmu dengan ” Selamat Pagi Sayang…”, senyum kecilmu terpampang jelas dimataku, dan “Ayo nak kita buka Jendela”, kamu langsung terbangun, merangkak ke arah jendela bersiap-siap menyambut cahaya mentari yang dari tadi sudah menunggu kita.
celoteh kecilmu mulai terdengar karena melihat Ayam yang sedang mengorek-orek daun pisang untuk mencari makan bersama anaknya, antusias sekali kau memandang ayam-ayam itu seakan tak rela kau lewatkan pemandangan unik ini.
Setelah merasa puas, waktunya kita turun dari tempat tidur dan mari kita nikmati pengalaman yang lebih seru lagi. Keluar pintu kamar, kucing dan ketiga anaknya sudah menanti kedatanganmu nak. Hmmm aku tau kau suka sekali dengan anak-anak kucing ini, tapi kau juga harus tau nak, kata pak dokter bulu kucing itu kurang baik untuk sistem pernafasan kita, jadi mainnya jangan terlalu dekat ya nak.
Saatnya mandi pagi tiba, biarlah ibumu menyiapkan sarapan kita, jangan ganggu dia, kita diam-diam saja, spesial untuk hari ini, aku yang akan memandikanmu. Handuk, shampo, sabun, sudah ditangan kita, Ayo kita ke sumur, mandi di bawah kucuran air keran yang segar.
Hari ini adalah hari pertamamu mandi pagi langsung dengan air keran. Lihatlah nak, kucuran airnya yang terlihat mengasyikkan itu, Ayo sentuhlah…. dengan hati-hati telapak tanganmu memecah kucuran air dari kran, dan Brrrrrrrr… kucurannya mengenai wajahmu yang imut, matamu mulai terpejam-pejam seperti takut-takut tapi mengasyikkan. sentuhan kedua kau mulai lebih berani lagi bermain air dan tentu saja semakin lama semakin mengasyikkan mandi dengan air keran.
Gemercik air mengenai punggungmu. “Wah nak Kamu glagepan, dingin ya. hmmm tapi seru kan nak…”. Kakimu tak mau diam, loncat kesan kemari, akupun kewalahan menjagamu, karena aku juga harus menyabunimu dan juga memegang ketiakmu dengan satu tangan agar kamu aman. . baluran sabun sudah kubilas, dan kuberi kau kesempatan untuk sejenak bermain air. Lihat nak, bibirmu sudah mulai kebiruan, itu tandanya kamu sudah mulai kedinginan, ayo kita sudahi mandi pagi ini dan kita lanjutkan petualangan kita yng lebih seru lagu. Ayo….!!!
Lihatlah dirimu nak, kamu sudah wangi, pakai baju bagus, pipimu sudah halus dengan baluran bedak, Ibumu juga sudah menyisir rambutmu, hmmm kau nampak cantik sekali pagi ini. Eh nak, lihat di meja makan, Ibu sudah menyiapkan telor ceplok kesukaan kita. mari kita Sarapan…!!!. hmmmmm akhir-akhir ini kamu tak mau lagi disuap, kamu ingin makan dengan tanganmu sendiri, baiklah ini mangkukmu, dan ini piring bapak. hmmm mari kita makan bersama, eh ibu juga ternyata ingin bergabung nak. Ayo makan bersama….!!!
Hmmmmmm, ini seujung jempol nasi aku siapkan di mangkukmu, ambil nak, makanlah. jari kecilmu memungut segumpal nasi itu dan memasukannya ke dalam mulut mungilmu. Enak kan nak…. “gi..gi..gi..” wah kamu mau lagi, ini aku kasih lagi segumpal nasi. Kaupun mengambilnya lagi, ini nak segumpal kuning telur ceplok. Enak ya nak masakan ibu. “gi…gi…gi…” wah kamu mau lagi, ini.. ini…. ini… wah banyak sekali kamu makannya. ini mau lagi, kau menggelengkan kepala, “sudah kenyang nak… Ini minumnya”.
Waktu menunjukkan jam 8 pagi, ayo kita berjemur, supaya tulangmu mendapatkan vitamin D yang cukup dari matahari. Wah kita mau jalan-jalan kemana ya. Eh…. lihat nak, ada wak sugeng mau ke ladang dengan gerobaknya. “Wak… wak… wak..” tunggu, kami ikut. Ayo wak kita berangkat, nak kita naik gerobak. “Pi….Pi…Pi…” Iya kita naik sapi. Sapi wak ugeng ada empat, satu yang dipasang untuk menjalankan gerobak, dan lainnya mengiringi di samping dan belakang gerobak. Kamu seneng nak… “neng…”. Setiap bertemu gerobak, aku tidak sia-siakan kesempatan langka ini untuk menghibur Amma. dan wak sugengpun seakan tau bahwa Amma suka sekali naik gerobak, dan Sapi adalah salah satu hewan kesukaan amma.
Cukup samapi disini saja nak naik gerobaknya, kita tidak usah ikut ke ladang, Ayo turun, kita jelajahi isi kampung kita ini. Eh lihat nak, kakak-kakak lagi main bola di lapangan depan musholah, ayo kita ikut bermain. dan coba perhatikan di pinggir lapangan ada DOmba, gmana suara domba nak “Mbiiiikkk…” wah ingat sekali kau nak, ini domba yang sering kita lihat di buku Hewan kita, perhatikan nak, dia makan rumput, lucu ya, warnanya putih, kakinya empat, ada ekornya, itulah Domba nak. Domba salah satu hewan yang bisa digunakan untuk berkurban nak, nanti kalo lebaran haji InshaAllah kita akan banyak melihat Domba dan Kambing yang dikurbankan.
Udah main dengan dombanya, “dah”, ayo kita tempat mbah Ngatinem, kita akan melihat bebek. gmana suara bebek “wek..wek..wek..”. Di belakang rumah Mbah Ngatinem banyak sekali bebeknya, lihatlah, coba hitung ada berapa? “ga.. (Tiga)” Nak, itu ada 27, bukan tiga. lihatlah bebek itu, jalannya selalu berurutan, antri, bebek aja bisa antri nak, kita sebagai manusia harus lebih bisa teratur lagi, bisa antri, jangan mau kalah dengan bebek.
Wah nak, hari mulai terik, waktunya kita pulang, dan ini adalah waktunya kamu tidur, Ayo kita pulang, cucui kaki tangan dulu, dan mari bapak temani bobo. Hari ini kita sudah banyak berjalan, Amma bobo dulu, nanti sore kita jalan-jalan lagi ya. Selamat tidur sayang, Bobo yang nyenyak ya, semoga kamu jadi anak yang sholeha. Amin.